Wednesday, August 27, 2014

Bean-to-Bar Chocolate : Memproduksi Cokelat dari biji Kakao dengan skala kecil

Belakangan tumbuh beberapa cafe, resto, koperasi, grup petani atau UKM yang memproduksi cokelat, hasil pengolahan dari biji kakao di dapur mereka sendiri. Dengan berbagai alasan seperti, ingin membuat produk eksklusif (karena mengolah sendiri dari biji), ingin membuat produk terbaik (karena bangga menggunakan biji kakao Indonesia, dan alasan-alasan lainnya.

Namun tidak dapat dipungkiri, sebagai pengusaha mereka akan bertanya, akan menguntungkan??? Pertanyaan ringan yang bisa jadi cukup sulit untuk menjawabnya. Oke, kita coba telaah lebih lanjut. 

Perlu diketahui, bahwasannya Pasta Cokelat yang dihasilkan dari mesih pengolahan berkapasitas 5 kg untuk setiap jamnya akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan mesin pengolahan yang berkapasitas 5 ton per jam. Sehingga akan menghasilkan Cokelat Batangan (Bar Chocolate) dengan harga yang sangat mahal.

Pabrik besar yang mengolah, menggunakan biji kakao lebih dari satu sumber untuk menghasilkan produknya yang berkualitas dan beraroma baik, seperti biji kakao dari Amerika Selata, Afrika danlain sebagainya. Sedangkan UKM hanya mengandalkan biji kakao dari satu sumber dari daerah terdekatnya.

Lalu terbesit dipikiran UKM untuk membatalkan keinginannya untuk memperoduksi karena menjadi hal yang “IMPOSSIBLE”. Jangan khawatir, keinginan bisa terwujud dengan berbagai hal yang bisa dilakukan.
  1. Buatlah produk cokelat yang terbaik, dengan kelas PREMIUM dengan harga yang “eksklusif”.
  2. Ciptakan produk yang memiliki ke khas an, seperti rasa, isi yang unik dan lain sebagainya yang sesuai dengan selera masyarakat lokal atau selera masayarakat Indonesia pada umumnya.
  3. Kemas produk dengan kemasan semenarik mungkin dengan target pangsa pasar menengah ke atas, yang memiliki daya beli tinggi terhadap produk anda
  4.  Produk hasil tidak hanya berupa cokelat batangan, tapi bisa menjadi produk lain seperti cake, tart, pudding yang berkualitas baik.
  5. Keker ceruk lain seperti tablet cokelat untuk kesehatan yang berfungsi sebagai anti aging, anti oksidan dan lain sebagainya.
  6. Buat produk anda “bercerita” kepada konsumen anda. Lihatlah bagaimana kopi luwak bisa mendunia dengan cerita di balik proses pembuatannya.
  7. Jangan lupa produk PREMIUM, dari skala industri kecil diwajibkan memiliki pengetahuan yang baik mengenai produk yang HIGIENIS dan aman pangan.


Bukanlah suatu hal yang mustahil jika idustri skala kecil mencetak keuntungan yang banyak dari mengolah sendiri biji kakao menjadi produk cokelat siap makan (siap saji).

Semoga industri kakao dan cokelat Indoensia bisa semakin berkembang dan maju, dan menjadi kebanggan bangsa Indonesia.

Ayo siapa yang berminat???




No comments: